Jumat, 15 Agustus 2014

PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA

PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA

 perkembangan fisik, kognotif, dan sosial dari anak-anak usia kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah hal biasa. Meskipun praremaja pada umumnya bahagia dan optimis, dan pasti nya mereka akan banyak ketakutan, seperti takut tidak diterima dalam kelompok teman seumuran ataupun takut campur malu grogi akan lawan jenis karena timbul rasa ketertarikan antara mereka , tidak memiliki teman baik, dihukum oleh orang tua mereka, orang tua mereka bercerai, atau tidak dapat berprestasi baik di sekolah. Emosi-emosi lain dari kelompok ini termasuk marah (dan takut tidak dapat mengendalikan kemarahan) .

Ciri-ciri yang terjadi pada 
Perkembangan Remaja :

1.       Masa Remaja adalah masa pencarian identitas diri.
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
2.       Masa Remaja sebagai periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karaterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Masa Remaja adalah periode yang penting .
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan.
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat ke kana - kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
3.       Masa remaja sebagai masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:

a. Transisi dalam emosi .
 Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.

b. Transisi dalam sosialisasi .
 Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis.

c. Transisi dalam agama .
 Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.

d. Transisi dalam hubungan keluarga .
 Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.

e. Transisi dalam moralitas .
 Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
5.       Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.

6.       Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu:

a. Peningkatan emosionalitas.
b. Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh,
c. Minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru,
d. Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
e. kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
7.       Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Jika dulu pada Perkembangan Remaja yang mereka pikirkan hanyalah masa depan, dan kebahagiaan orang tua mereka, maka zaman sekarang gaya adalah yang terpenting! Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya.


2 komentar: